Rabu, 15 Mei 2013

Keperawatan Komunitas I ( Peran Keluarga dalam Tahap Perkembagngan Menurur Rogder Cit Friedman1998 )

BAB I
PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang Masalah
Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat keperawatan kesehatan masyarakat yang di pusatkan pada keluarga sebagai unit satu kesatuan yang di rawat dengan sehat sebagai tujuan pelayanan dan perawatan sebagai upaya (Bailon & Maglaya, 1978).
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk mencipyakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembanan fisik, mental, emosional, serta sosial dari anggota keluarga (Duvval & Logan, 1986).
B.                 Rumusan Masalah
Saat ini, Keperawatan tidak hanya berfokus dalam ruang lingkup Rumah Sakit, tapi telah merangkum keluar, tapi juga mencapai komunitas, dimana di sini perawat juga kelak perlu terjun langsung di dalam suatu komunitas masyarakat dan memberikan keperawatan yang semaksimal munkin.
Maka dalam makalah kali ini dimana membahas tentang Tugas keluarga dalam tahap perkembangan dimana sangat lah luas, maka dalam pembuatan makalah perlu difokuskan dengan  rumusan masalah sebagai berikut.
1.      Fungsi Keluarga
2.      Tugas Kesehatan Keluarga
3.      Tahap perkembangan keluarga

C.                 Tujuan Penulisan
Mahasiswa Dapat:
1.      Mengetahui Fungsi Keluarga
2.      Memahami Tugas Kesehatan Keluarga
3.      Memahami tahap perkembangan Keluarga

D.                Manfaat Penulisan
Mahasiswa Mampu ;
1.      Mahasiswa Mampu Mengetahui Fungsi Keluarga
2.      Mahasiswa dapat Memahami Tugas Kesehatan Keluarga
3.      Mahasiswa dapat Memahami Tahap perkembangan keluarga








BAB II
KAJIAN TEORI

Menurut Depkes RI (1998) dalam Effendy (2005) keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul yang tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan suatu ketergantungan.
Menurut WHO (1969) dalam Mubarok (2006) Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adposi atau perkawinan.
Menurut BKKBN (1999) dalam Sudiharto (2007) keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dam materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 1998).
Pengertian keluarga berdasarkan asal-usul kata yang dikemukakan  oleh Ki Hajar Dewantara (Abu&Nur, 2001: 176), bahwa keluarga berasal  dari bahasa Jawa yang terbentuk dari dua kata yaitu kawula dan warga.  Didalam bahasa Jawa kuno kawula berarti hamba dan warga artinya  anggota. Secara bebas dapat diartikan bahwa keluarga adalah anggota  hamba atau warga saya. Artinya setiap anggota dari kawula merasakan sebagai satu kesatuan yang utuh sebagai bagian dari dirinya dan dirinya juga merupakan bagian dari warga yang lainnya secara keseluruhan. Keluarga adalah lingkungan dimana beberapa orang yang masih memiliki hubungandarah dan bersatu.
Keluarga didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang tinggal dalam satu rumah yang masih mempunyai hubungan kekerabatan/hubungan darah karena perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain sebagainya. Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anakanak yang belum menikah disebut keluarga batih. Sebagai unit pergaulan terkecil yang hidup dalam masyarakat, keluarga batih mempunyai peranan-peranan tertentu.












BAB III
PEMBAHASAN

A.                Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman, 1998 hal 100, didefinisikan sebagai hasil atau konsekwensi dari struktur keluarga. Lima fungsi keluarga yang paling berhubungan erat saat mengkaji dan mengintervensi keluarga adalah;
1.        Fungsi Afektif (Fungsi pemeliharaan kepribadian) : untuk stabilitas kepribadian kaum dewasa, memenuhi kebutuhan – kebutuhan para anggota keluarga.
2.        Sosialisai dan Fungsi penempatan sosial : untuk sosialisasi primer anak – anak yang bertujuan untuk membuat mereka menjadi anggota masyarakat yang produktif, dan juga sebagai penganugrahan status anggota keluarga.
3.        Fungsi Reproduksi : untuk menjaga kelangsungan keturunan/generasi dan menambah sumber daya manusia, juga untuk kelangsungan hidup masyarakat.
4.        Fungsi Ekonomis : untuk mengadakan sumber – sumber ekonomi yang memadai dan mengalokasikan sumber – sumber tersebut secara efektif.
5.        Fungsi Perawat Kesehatan : untuk mengadalan kebutuhan-kebutuhan fisik – pangan, sandang, papan dan perawatan kesehatan.

B.                 Tugas Kesehatan Keluarga
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai peran dan tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan yang meliputi:
1.      Mengenal masalah kesehatan
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak berarti dan karena kesehatanlah seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis.
Orang tua perlu mengenal keadaan sehat dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarganya. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung akan menjadi perhatian dari orang tua atau pengambil keputusan dalam keluarga (Suprajitno, 2004).
Mengenal menurut Notoadmojo (2003) diartikan sebagai pengingat sesuatu yang sudah dipelajari atau diketahui sebelumnya. Sesuatu tersebut adalah sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Dalam mengenal masalah kesehatan keluarga haruslah mampu mengetahui tentang sakit yang dialami pasien.
2.      Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga
Peran ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai keputusan untuk memutuskan tindakan yang tepat (Suprajitno, 2004).
Friedman, 1998 menyatakan kontak keluarga dengan sistem akan melibatkan lembaga kesehatan profesional ataupun praktisi lokal (Dukun) dan sangat bergantung pada:
a.       Apakah masalah dirasakan oleh keluarga ?
b.      Apakah kepala keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dihadapi salah satu anggota keluarga ?
c.       Apakah kepala keluarga takut akibat dari terapi yang dilakukan terhadap salah satu anggota keluarganya ?
d.      Apakah kepala keluarga percaya terhadap petugas kesehatan?
e.       Apakah keluarga mempunyai kemampuan untuk menjangkau fasilitas kesehatan?
3.      Memberikan perawatan terhadap keluarga yang sakit
Beberapa keluarga akan membebaskan orang yang sakit dari peran atau tangung jawabnya secara penuh, Pemberian perawatan secara fisik merupakan beban paling berat yang dirasakan keluarga (Friedman, 1998).
Suprajitno (2004) menyatakan bahwa keluarga memiliki keterbatasan dalam mengatasi masalah perawatan keluarga. Dirumah keluarga memiliki kemampuan dalam melakukan pertolongan pertama. Untuk mengetahui dapat dikaji yaitu :
a.       Apakah keluarga aktif dalam ikut merawat pasien?
b.      Bagaimana keluarga mencari pertolongan dan mengerti tentang perawatan yang diperlukan pasien ?
c.       Bagaimana sikap keluarga terhadap pasien? (Aktif mencari informasi tentang perawatan terhadap pasien)
4.       Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
a. Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki disekitar lingkungan rumah
b.      Pengetahuan tentang pentingnya sanitasi lingkungan dan manfaatnya.
c.       Kebersamaan dalam meningkatkan dan memelihara lingkungan rumah yang menunjang kesehatan.
5.       Menggunakan pelayanan kesehatan
Menurut Effendy (1998), pada keluarga tertentu bila ada anggota keluarga yang sakit jarang dibawa ke puskesmas tapi ke mantri atau dukun. Untuk mengetahui kemampuan keluarga dalam memanfaatkan sarana kesehatan perlu dikaji tentang :
a.       Pengetahuan keluarga tentang fasilitas kesehatan yang dapat dijangkau keluarga
b.      Keuntungan dari adanya fasilitas kesehatan
c.       Kepercayaan keluarga terhadap fasilitas kesehatan yang ada
d.      Apakah fasilitas kesehatan dapat terjangkau oleh keluarga.
Tenaga kesehatan dapat menjadi hambatan dalam usaha keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Hambatan yang dapat muncul terutama kamunikasi (Bahasa) yang kurang dimengerti oleh petugas kesehatan. Pengalaman yang kurang menyenangkan dari keluarga ketika berhadapan dengan petugas kesehatan ketika berhadapan dengan petugas kesehatan.
C.                 Tahap perkembangan keluarga
Menurut Duvall (1977) dikutip Friedman, 1998; hal 109 –135, tahap dan tugas perkembangan keluarga ada 8, yaitu:
1.      Keluarga pemula
            a.      membangun perkawinan yang saling memuaskan
            b.       menghububgkan jaringan persaudaraan secara harminis
            c.      keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orangtua
2.      Keluarga sedang mengasuh anak
a.       Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap.
b.      Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga.
c.       Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
d.       Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran-peran orangtua dan kakek nenek
3.      Keluarga dengan anak usia prasekolah
a.       Memenuhi kebutuhan anggota keluarga se[erti rumah, ruang bermain, privasi, keamanan
b.      Mensosialisasikan anak
c.        Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak-anak yang lain
d.      Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga
4.      Keluarga dengan anak usia sekolah
a.       Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prastasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat
b.      Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
c.       Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
5.      Keluarga dengan anak remaja
a.       Mengembangkan kebebasan dengan tanggungjawab ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri
b.      Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
c.       Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak
6.      Keluarga melepaskan anak dewasa muda
a.       Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru didapatkan melalui perkawinan anak-anak
b.      Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan
c.       Membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami maupun istri
7.      Orangtua usia pertengahan
a.       Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan
b.      Mempertahankan hubungan – hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orangtua lansia dan anak-anak
c.       Memperkokoh hubungan perkawinan
8.      Keluarga lansia
a.       Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
b.      Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
c.       Mempertahankan hubungan perkawinan
d.      Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
e.       Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
f.       Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan dan integrasi hidup)
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

A.                Simpulan
Menurut Depkes RI (1998) dalam Effendy (2005) keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul yang tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan suatu ketergantungan.
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 1998).
Menurut WHO (1969) dalam Mubarok (2006) Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adposi atau perkawinan.
Menurut BKKBN (1999) dalam Sudiharto (2007) keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dam materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.
Tahap perkembangan keluarga
1.      Keluarga pemula
2.      Keluarga sedang mengasuh anak
3.      Keluarga dengan anak usia prasekolah
4.      Keluarga dengan anak usia sekolah
5.      Keluarga dengan anak remaja
6.      Keluarga melepaskan anak dewasa muda
7.      Orangtua usia pertengahan
8.      Keluarga lansia

B.                 Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini meskipun penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita mengimplementasikan tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan kelompok kami, karna kami manusia yang adalah tempat salah dan dosa: dalam hadits “al insanu minal khotto’ wannisa’, dan kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya.









DAFTAR PUSTAKA

----------. Pendidikan Moral. http://www.anneahira.com/artikel-pendidikan/pendidikan-moral.htm , diakses tanggal 13 Mei 2013.

Bailon, S.G. dan Maglaya, A.S.,. 1997. Family health Nursing: The Process. Philiphines: UP College on Nursing Diliman

Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC

Shirley, M. H. H. 1996. Family Health Care Nursing : Theory, Practice, and Research. Philadelphia : F. A Davis Company

Huitt.2004. Values Education. http://chiron.valdosta.edu/whuitt/col/affys/values.html , diakses tanggal 13 Mei 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar