[JAKARTA] Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Nafsiah Mboi
mengatakan, ada dua masalah yang masih terjadi di dunia keperawatan Indonesia
saat ini, yakni terkait distribusi dan pengabdian perawat.
"Jumlah perawat kita saat ini 220.575 jiwa dan berdasarkan rasio WHO
jumlah tersebut sudah mencukupi. Namun, ada dua masalah, yaitu terkait
distribusi dan pengabdian perawat," katanya di Jakarta, Jumat (8/3).
Dia mengatakan, dari sisi distribusi, saat ini masih banyak perawat yang lebih
suka tinggal dan bekerja di kota besar, sehingga keberadaan perawat di desa
terpencil minim.
"Perawat tidak mau bekerja di daerah terpencil. Apalagi kalau perawat itu
pendidikannya tinggi, dia tidak mau lagi mengurusi pekerjaan yang istilahnya
kotor, mereka maunya bekerja di manajemen keperawatan. Ini tentu pasti ada
masalah," kata dia.
Sementara itu di sisi pengabdian, menurut dia, perawat masih harus meningkatkan
pelayanan dan pengabdiannya dengan kinerja yang profesional. Caranya dengan
selalu berupaya meningkatkan jenjang pendidikannya ke tingkat lebih tinggi.
Dia mengharapkan seluruh pihak terkait, terutama instansi pendidikan untuk bisa
memberikan kesempatan bagi perawat, khususnya di daerah untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan, kepribadian dan tata cara melayani pasien.
Sebab, menurut Nafsiah, masih ada keluhan dari masyarakat di sejumlah tempat
terkait buruknya pelayanan dari perawat puskesmas.
"Masyarakat sekarang kritis, saya pernah menerima SMS aduan dari masyarakat
bahwa perawat di sebuah puskesmas jahat. Saya kaget juga kok menteri sampai
mengurusi hal seperti ini, tapi memang begini lah fakta yang harus kita benahi
bersama," ujar dia.
Pada bagian lain dia meminta perawat dapat bekerja dengan profesional, melayani
dengan kasih sayang, dan memegang teguh etika profesi. Hal tersebut menurutnya
sangat penting sebab pada tahun 2015 akan diberlakukan Masyarakat ASEAN, di
mana pada masa itu akan banyak tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia,
tidak terkecuali perawat.
"Pada 2015 akan diberlakukan Masyarakat ASEAN saya tidak bisa menghalau
perawat asing untuk masuk ke Indonesia. Makanya kalau mutu perawat kita tidak
becus, maka kita akan kalah bersaing," ujarnya.
Di sisi lain Nafsiah mengaku tetap mengapresiasi perkembangan dunia keperawatan
saat ini yang sudah mampu menghasilkan perawat dengan spesialisasi tertentu
misalnya spesialis anak, bedah, kanker, lansia dan cacat.
"Ini cukup membanggakan walaupun masih ada yang tidak mau mengambil
spesialisasi tertentu seperti itu. Di dunia internasional dunia keperawatan
kita juga sudah mulai dilirik misalnya oleh Jepang yang meminta agar perawat
Indonesia datang ke Jepang untuk merawat para lansia di sana karena perawat
Indonesia dikenal ramah dan sabar," kata dia.
( Sumber : http://www.suarapembaruan.com )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar