BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Deklarasi Alma Ata 1978
merupakan bentuk kesepakatan bersama antara 140 negara (termasuk Indonesia),
adalah merupakan hasil Konferensi Internasional Pelayanan Kesehatan
Primer (Primary Health Care) di kota Alma Ata, Kazakhstan..
Isi pokok deklarasi ini, bahwa Pelayanan
Kesehatan Primer (Dasar) adalah merupakan strategi utama untuk pencapaian
kesehatan untuk semua (Health for all), sebagai bentuk perwujudan hak asazi
manusia.
Deklarasi Alma Ata ini selanjutnya
terkenal dengan : Kesehatan semua untuk tahun 2000 atau 'Health for all by the
year 2000". Deklarasi Alma Ata juga menyebutkan bahwa untuk mencapai
kesehatan untuk semua tahun 2000 adalah melalui Pelayanan Kesehatan Dasar, yang
sekurang-kurangnya mencakup 8 pelayanan dasar, yaitu :
1.
Pendidikan kesehatan .
2.
Peningkatan penyediaan makanan dan gizi.
3.
Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar
.
4.
Pelayanan kesehatan ibu dan anak
termasuk keluarga berencana.
5.
Imunisasi .
7.
Pengobatan penyakit-penyakit umum .
8.
Penyediaan obat esensial .
Dari
8 pelayanan kesehatan dasar tersebut diatas, pendidikan kesehatan (sekarang
promosi kesehatan) ditempatkan pada urutan pertama. Ini berarti bahwa sejak
Konferensi Alma Ata tahun 1978, para delegasi 140 negara tersebut telah
mengakui pentingnya peran promosi kesehatan dalam mencapai kesehatan untuk
semua.
B. Rumusan
Masalah
Agar
Pembahasan dari makalah ini tidak melebar dan pembahasannya tetap
berkonsentrasi pada satu bahan judul maka kami dari pemakalah perlu menetapkan
rumusan masalah yang akan di bahas :
1.
Definisi Pencegahan primer
2.
Contoh pencegahan primer dalam keperawatan keluarga
3.
Hubungan Pencegahan primer dalam keperawatan keluarga
C.
Tujuan Penulisan
1.
Mampu memahami tentang Definisi Pencegahan primer
2.
Mampu memahami Contoh pencegahan primer dalam keperawatan keluarga
3.
Mampu
Memahami tentang Hubungan Pencegahan primer dalam keperawatan keluarga
D.
Manfaat Penulisan
1.
Mahasiswa Mampu memahami tentang Definisi Pencegahan primer
2.
Mahasiswa Mampu memahami Contoh pencegahan primer dalam keperawatan
keluarga
3.
Mahasiswa
Mampu Memahami tentang Hubungan Pencegahan primer dalam keperawatan keluarga
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi pencegahan primer
Terjadi
sebelum sistem bereaksi terhadap stressor, meliputi : promosi kesehatan dan
mempertahankan kesehatan. Pencegahan primer mengutamakan pada penguatan
flexible lines of defense dengan cara mencegah stress dan mengurangi
faktor-faktor resiko. Intervensi dilakukan jika resiko atau masalah sudah
diidentifikasi tapi sebelum reaksi terjadi. Strateginya mencakup : immunisasi,
pendidikan kesehatan, olah raga dan perubahan gaya hidup.
Pencegahan primer adalah
peningkatan kesehatan dan perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit
tertentu adalah usaha-usaha yang dilakukan sebelum sakit (pre pathogenesis),
dan disebut dengan pencegahan primer.
Pencegahan primer dilakukan pada
masa individu yang belum menderita sakit. Pencegahan primer terdiri dari
promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan khusus (spesifiic
protection).
1. Promosi
Kesehatan
Health
promotion bertujuan untuk meningkatkan, memajukan dan membina koordinasi
sehat yang sudah ada hingga dipertahankan dan dijauhkan dari ancaman penyebab
penyakit atau agent secara umum.
Pendidikan kesehatan
yang diperlukan antara lain : Meningkatnya gizi, Perbaikan sanitasi lingkungan,
Ph(derajat keasaman), Pendidikan sifat umum, Nasihat perkawinan, Penyuluhan
kehidupan sex, Olahraga dan kebugaran jasmani, Pemeriksaan secara berkala,
Meningkatnya standar hidup dan kesejahteraan keluarga, Nasihat tentang
keturunan, Penyuluhan tentang PMS, Penyuluhan AIDS.
a. Meningkatkan
dan memperbaiki program kesehatan ibu :
a) Layanan
dan terdesentralisasi
b) Menyusun
standar pelayanan dan pastikan adanya supervise
c) Mengembangkan
dan menggunakan panduan tetap untuk manajemen komplikasi kebidanan
d) Memperbaiki
sistem pelatihan dan memperbaharui keterampilan penyediaan pelayanan
b. Ruang
lingkup promosi kesehatan :
a) Pendidikan
Kesehatan (Health education)
b) Pemasaran
sosial (sosial marketing)
c) Penyuluhan
d) Upaya
peningkatan (Promotif)
e) Advokasi
di bidang kesehatan
f)
Pengorganisasian, pengembangan,
pergerakan, pemberdayaan masyarakat.
c. Ruang
lingkup promosi kesehatan berdasarkan tatanan pelaksanaan :
a) Promosi
kesehatan tatanan keluarga
b) Pendidikan
kesehatan pada tatanan sekolah
c) Pendidikan
kesehatan di tempat kerja
d) Pendidikan
kesehatan di tempat-tempat umum
e) Pendidikan
kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan
d. Tujuan
promosi kesehatan meliputi :
a) Membangun
kebijakan masyarakat sehat
b) Membangun
keterampilan personal
c) Memperkuat
partisipasi komunitas
d) Menciptakan
lingkungan yang mendukung
e) Reorientasi
pelayanan kesehatan
e. Tindakan
pencegahan meliputi :
a) Perlindungan
balita, ibu hamil
b) Pemberian
makanan
c) Perlindungan
terhadap ancaman akibat kerja
d) Perlindungan
khusus yang bersifat karsinogenik
e) Menghindari
terhadap zat-zat alergi
f)
Menghindari minuman berakohol
g) Menghindari
merokok
2. Spesific
Protection
Spesific protection
adalah upaya spesifik untuk mencegah terjadinya penularan penyakit tertentu.
Spesific protection terdiri dari (Efendi, 1998 ; Maulana, 2009 ) :
a. Memberikan
imunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah terhadap penyakit-penyakit
tertentu. Contohnya : imunisasi hepatitis diberikan kepada mahasiswi kebidanan
yang akan praktek di rumah sakit.
b. Isolasi
terhadap penderita penyakit menular. Contohnya : isolasi terhadap pasien
penyakit flu burung.
c. Perlindungan
terhadap kemungkinan kecelakaan di tempat-tempat umum dan di tempat kerja.
Contohnya : di tempat umum, misalnya adanya rambu-rambu zebra cross agar
pejalan kaki yang akan menyebrang tidak tertabrak oleh kendaraan yang sedang
melintas. Sedangkan di tempat kerja : para pekerja yang memakai alat
perlindungan diri.
d. Peningkatan
keterampilan remaja untuk mencegah ajakan menggunakan narkotik. Contohnya :
kursus-kursus peningkatan keterampilan, seperti kursus menjahit, kursus
otomotif.
e. Penanggulangan
stress. Contohnya : membiasakan pola hidup yang sehat , dan seringnya melakukan
relaksasi.
B.
Contoh pencegahan primer dalam keperawatan keluarga.
Seperti pada kasus penyakit Herpes
Zoster . Imunisasi tersedia bagi anak-anak yang berusia lebih dari 12 bulan.
Imunisasi ini dianjurkan bagi orang di atas usia 12 tahun yang tidak mempunyai
kekebalan.Penyakit ini erat kaitannya dengan kekebalan tubuh.
Pencegahan terutama dianjurkan pada
anak-anak dengan imunodefisiensi atau imunosupresi, menggunakan Imunoglobulin G
dengan titer antibodi spesifik yang tinggi pada plasma yang dikumpulkan dari
penderita konvalesen (penyembuhan) penyakit Herpes Zoster (GIVZ). GIVZ tidak
mempunyai nilai terapi jika diberikan setelah penyakit Varicella mulai timbul.
C.
Hubungan Pencegahan primer dalam keperawatan keluarga
Pencegahan
primer dilakukan pada kelompok orang sehat yang belum terkena penyakit kusta
dan memiliki risiko tertular karena berada di sekitar atau dekat dengan
penderita seperti keluarga penderita dan tetangga penderita, yaitu dengan
memberikan penyuluhan tentang kusta. Penyuluhan yang diberikan petugas
kesehatan tentang penyakit kusta adalah proses peningkatan pengetahuan, kemauan
dan kemampuan masyarakat yang belum menderita sakit sehingga dapat memelihara,
meningkatkan dan melindungi kesehatannya dari penyakit kusta. Sasaran
penyuluhan penyakit kusta adalah keluarga penderita, tetangga penderita dan
masyarakat (Depkes RI, 2005).
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Pencegahan
primer adalah peningkatan kesehatan dan perlindungan umum dan khusus terhadap
penyakit-penyakit tertentu adalah usaha-usaha yang dilakukan sebelum sakit (pre
pathogenesis), dan disebut dengan pencegahan primer.
Pencegahan
primer dilakukan pada masa individu yang belum menderita sakit. Pencegahan
primer terdiri dari promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan
khusus (spesifiic protection).
1. Promosi
Kesehatan
2. Spesific
Protection
B. Saran
Penulis menyarankan kepada para
pembaca bahwa saya dari penulis menerima dengan lapang dada segala kritikan dan
saran yang bersifat membangun demi sempurnanya makalah in. dan menyarankan
kepada para pembaca hendaknya tidak hanya mengambil satu reperensi dari makalah
ini saja dikarenakan saya dari penulis menyadari bahwa makalah ini hanya
mengambil reperensi dari beberapa sumber saja.
DAFTAR ISI
http://iksirjauhari.blogspot.com/2013/05/teori-betty-neuman-kep-keluarga.html,
Diakses
pada tanggal 3 Juni 3013. Jam 20.00 Wita.
http://keperawatanpapua-uncen.blogspot.com/2012/07/askep-komunitas.html, Diakses pada tanggal 3 Juni 3013.
Jam 20.00 Wita.
http://tips-sehat-keluarga-bunda.blogspot.com/2013/05/beragam-masalah-kesehatan-masyarakat-di.html, Diakses pada tanggal 3 Juni 3013.
Jam 20.00 Wita.
Dikutip
dari ( PDF ) Srinivasan L. Tools for community participation: a manual for
training trainers in
Dikutip
dari ( PDF ) participatory technique. New York, United Nations
Development Programme, 1990.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar