Sabtu, 20 Oktober 2012

SEJARAH PPNI


A.SEJARAH PPNI          
  
               Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah perhimpunan seluruh perawat indonesia, didirikan pada Tanggal 17 Maret 1974. Kebulatan tekad spirit yang sama dicetuskan oleh perintis perawat bahwa tenaga keperawatan harus berada pada wadah / organisasi nasional (fusi dan federasi). Sebagai fusi dari beberapa organisasi yang ada sebelumnya, PPNI mengalami beberapa kali perubahan baik dalam bentuknya maupun namanya. Embrio PPNI adalah Perkumpulan Kaum Velpleger Boemibatera (PKVB) yang didirikan pada tahun 1921. Pada saat itu profesi perawat sangat dihormati oleh masyarakat berkenaan dengan tugas mulia yang dilaksanakan dalam merawat orang sakit. Lahirnya Sumpah Pemuda tahun 1928 mendorong perubahan nama PKVB menjadi Perkumpulan Kaum Velpleger Indonesia (PKVI). Pergantian kata Boemibatera menjadi Indonesia pada PKVI bertahan hingga tahun 1942. Pada masa penjajahan Jepang perkembangan keperawatan di Indonesia mengalami kemunduran dan merupakan zaman kegelapan bagi bagi keperawatan Indonesia. Pelayanan keperawatan dikerjakan oleh orang yang tidak memahami ilmu keperawatan, demikian pula organisasi profesi tidak jelas keberadaannya.
              Bersama dengan Proklamasi 17 Agusutus 1945, tumbuh Organisasi Profesi Keperawatan. Setidaknya ada tiga organisasi profesi antara tahun 1945 – 1954 yaitu Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia (PDKI), Persatuan Djuru Rawat Islam (PENJURAIS) dan Serikat Buruh Kesehatan (SBK). Pada tahun 1951 terjadi pembaharuan organisasi profesi keperawatan yaitu terjadi fusi organisasi profesi yang ada menjadi Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia (PDKI). sebagai upaya konsolidasi organisasi profesi tanpa mengikutsertakan Serikat Buruh Kesehatan (SBK) karena terlibat dengan pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI).
              Dalam kurun waktu 1951 – 1958 diadakan Kongres di Bandung dengan mengubah nama PDKI menjadi Persatuan Pegawai Dalam Kesehatan Indonesia (PPDKI) dengan keanggotaan bukan dari perawat saja. Demikian pula pada tahun 1959 – 1974, terjadi pengelompokan organisasi keperawatan kecuali Serikat Buruh Kesehatan (SBK) bergabung menjadi satu organisasi Profesi tingkat Nasional dengan nama Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Nama inilah yang resmi dipakai sebagai nama Organisasi Profesi Keperawatan di Indonesia hingga saat ini.
Nama – nama pendiri PPNI antara lain:
Oyoh Radiat, MSc dari IPI – Jakarta (PB)
1.     H.B. Barnas dari IPI – Jakarta (PB)
2.     Maskoep Soerjo Soemantri dari IPI – Jakarta (PB)
3.     J. Soewardi dari Persatuan Perawat Indonesia Bandung
4.     Sjuamsunir Adam dari Persatuan Perawat Indonesia  Bandung
5.     L. Harningsih dari Persatuan Perawat Indonesia Bandung
6.     Wim Sumarandek, SH dari Persatuan Perawat Indonesia Bandung

            Kongres Pertama (I) dibuka oleh Menkes RI di Balai Sidang Senayan Jakarta dan sidang – sidang dilaksanakan di Komplek Angkatan Laut jalan Kwini Jakarta Pusat berlangsung pada tanggal 15 – 20 Nopember 1976 dengan hasil – hasil Konggres:
1.     Kode Etik Keperawatan Indonesia
2.     AD / ART PPNI
3.     Garis – Garis Besar Program Kerja PPNI
4.     Bendera dan Lambang Organisasi
5.     Pergantian Kepengurusan:
       Ketua       : Oyoh Radiat, MSc
       Sekretaris : Maskoep Soerjo Soemantri
       Sekretariat : Jalan Kimia 10 Jakarta Pusat

               Konggres Kedua (II) dilaksanakan pada tanggal 17 – 21 Juni 1980 di Surabaya The Smilling Nurse Oyoh Radiat, MSc terpilih kembali sebagai ketua dan telah terjadi regenerasi walaupun masih terbatas. Keperawatan sebagai pendidikan tinggi mulai dibicarakan lebih inten, konsep keperawatan sebagai profesi belum tergali dengan baik, kontak dengan International Council Nurse (ICN) telah diprakarsai walupun belum inten dan efektif.
Hasil keputusan Kongres:
1.      AD / ART PPNI
2.      Garis – Garis Besar Program Kerja PPNI
3.      Penetapan Kepengurusan:
         Ketua       : Oyoh Radiat, MSc
         Sekretaris : Maskoep Soerjo Soemantri
         Sekretariat : Jalan Kimia 10 Jakarta Pusat

              Konggres Ketiga (III) dilaksanakan pada tanggal 15 – 18 Desember 1984 di Jakarta. Konggres ini dibuka di Istana Negara oleh Presiden RI Bapak Soeharto, sidang ilmiah dan organisasi dilaksanakan di Wisma Wiladatika / Panti Usila Cibubur Jakarta Timur.
Hasil Konggres Ketiga adalah:
1.      AD / ART PPNI
2.      Garis – Garis Besar Program Kerja PPNI
3.      Pergantian Kepengurusan:
             Ketua       : Oyoh Radiat, MSc
             Sekretaris : Drs. Husein, SKM
1.                  Sekretariat : Jalan Kimia 10 Jakarta Pusat
     Pada Konggres Ketiga ini diadakan penyempurnaan AD / ART ang intinya adalah mengganti istilah:
1.     Konggres Nasional menjadi Musyawarah Nasional
2.     Pengurus Besar menjadi Dewan Pimpinan Pusat
3.     Pengurus Wilayah menjadi Dewan Pimpinan Daerah Tingkat I
4.     Pengurus Cabang menjadi Dewan Pimpinan Daerah Tingkat II

               Musyawarah Nasional Keempat (IV) berlangsung pada tanggal 27 Nopember – 1 Desember 1989 dibuka oleh Gubernur Jawa Tengah. Hasil yang disepakati pada Munas IV ini adalah:
1.                 AD / ART PPNI
2.                 Garis – Garis Besar Program Kerja PPNI
3.                 Pergantian Kepengurusan:
                    Ketua       : Setien Wuntu, MPH
                    Sekretaris : Drs. Zaidin Ali
1.                  Sekretariat : Pusdiklat Depkes RI Jl. Hangjabat Kebayoran Baru Jakarta Selatan
     Dalam Munas IV ini telah diputuskan “Ikrar Perawat Indonesia”
            Musyawarah Nasional Kelima (V) dilaksanakan pada tanggal 5 – 29 Januari 1995 bertempat di Wisma Haji Pondok Gede Jakarta Timur. Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Presiden RI Bapak Tri Sutrisno. Sidang – sidang ilmiah dan organisasi juga diselenggarakan di Wisma Haji Jakarta.
Hasil Munas Kelima adalah:
1.     AD / ART PPNI
2.     Garis – Garis Besar Program Kerja PPNI
3.     Pergantian Kepengurusan:
                        Ketua        : Drs. Husein, SKM
                        Sekretaris : Drs. Zaidin Ali
                        Sekretariat : Jalan Kimia 10 Jakarta Pusat

          Musyawarah Nasional Keenam (VI) diselenggarakan di Bandung pada tanggal 16 – 18 April 2000, Munas dibuka oleh Menteri Kesehatan RI Bapak dr. Sujudi, MPH.
Hasil kesepakatan Munas VI antara lain:
1.     AD / ART PPNI
2.     Garis – Garis Program Kerja PPNI
3.     13 Keputusan dan Rekomendasi diantaranya:
            Kode Etik Keperawatan Indonesia
1.     Legislasi Praktek Keperawatan
2.     Dewan Pimpinan Pusat diganti Dewan Pengurus Pusat
3.     Dewan Pimpinan Daerah Tingkat I diganti Pengurus Propinsi
4.     Dewan Pimpinan Daerah Tingkat II diganti Pengurus Kabupaten / Kota

1.      Pergantian Kepengurusan :
                              Ketua        : Achir Yani S. Hamid, DNSc
                              Sekretaris : Dra. Herawani Aziz, M. Kes., M. Kep.
                              Sekretariat : Jalan Kimia 10 Jakarta Pusat
       Musyawarah Nasional Ketujuh (VII) dilaksanakan pada tanggal 24 – 28 Juli 2005 di Menado Convention Centre (MCC) Jalan Piere Tendean Boulevard Manado.
sumber : Buku Panduan Organisasi Profesi Persatuan Perawat Nasional Indonesia Tahun 2006 oleh Pengurus Propinsi PPNI Jawa Timur
 B.Definisi  PPNI
               Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah perhimpunan seluruh perawat indonesia, didirikan pada Tanggal 17 Maret 1974. Kebulatan tekad spirit yang sama dicetuskan oleh perintis perawat bahwa tenaga keperawatan harus berada pada wadah / organisasi nasional (fusi dan federasi). Sebagai fusi dari beberapa organisasi yang ada sebelumnya, PPNI mengalami beberapa kali perubahan baik dalam bentuknya maupun namanya. Embrio PPNI adalah Perkumpulan Kaum Velpleger Boemibatera (PKVB) yang didirikan pada tahun 1921. Pada saat itu profesi perawat sangat dihormati oleh masyarakat berkenaan dengan tugas mulia yang dilaksanakan dalam merawat orang sakit. Lahirnya Sumpah Pemuda tahun 1928 mendorong perubahan nama PKVB menjadi Perkumpulan Kaum Velpleger Indonesia (PKVI). Pergantian kata Boemibatera menjadi Indonesia pada PKVI bertahan hingga tahun 1942. Pada masa penjajahan Jepang perkembangan keperawatan di Indonesia mengalami kemunduran dan merupakan zaman kegelapan bagi bagi keperawatan Indonesia. Pelayanan keperawatan dikerjakan oleh orang yang tidak memahami ilmu keperawatan, demikian pula organisasi profesi tidak jelas keberadaannya.

         Bersama dengan Proklamasi 17 Agusutus 1945, tumbuh Organisasi Profesi Keperawatan. Setidaknya ada tiga organisasi profesi antara tahun 1945 – 1954 yaitu Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia (PDKI), Persatuan Djuru Rawat Islam (PENJURAIS) dan Serikat Buruh Kesehatan (SBK). Pada tahun 1951 terjadi pembaharuan organisasi profesi keperawatan yaitu terjadi fusi organisasi profesi yang ada menjadi Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia (PDKI). sebagai upaya konsolidasi organisasi profesi tanpa mengikutsertakan Serikat Buruh Kesehatan (SBK) karena terlibat dengan pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Dalam kurun waktu 1951 – 1958 diadakan Kongres di Bandung dengan mengubah nama PDKI menjadi Persatuan Pegawai Dalam Kesehatan Indonesia (PPDKI) dengan keanggotaan bukan dari perawat saja. Demikian pula pada tahun 1959 – 1974, terjadi pengelompokan organisasi keperawatan kecuali Serikat Buruh Kesehatan (SBK) bergabung menjadi satu organisasi Profesi tingkat Nasional dengan nama Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Nama inilah yang resmi dipakai sebagai nama Organisasi Profesi Keperawatan di Indonesia hingga saat ini.
Tujuan dan Objektif PPNI
Sebagai organisasi profesi yang berorientasi pada kebutuhan kesehatan masyarakat, yang tercermin dalam rencana strategik PPNI yang meliputi :
1.      Terwujudnya Undang-Undang Praktik Keperawatan serta berfungsinya Konsil Keperawatan Indonesia dalam rangka menjamin perlindungan terhadap masyarakat dan profesi keperawatan.
2.      Bersatunya perawat yang komit dengan kepemimpinan yang kuat untuk membawa perubahan terhadap pendidikan dan pelayanan keperawatan
3.      Terbentuknya Sistem Penghargaan dan Jejaring Karir Professional bagi perawat yang didukung oleh Sistem Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan yang kuat.
4.      Terwujudnya Pusat Sistem Informasi Keperawatan Indonesia.
5.      Meningkatnya kinerja organisasi profesi keperawatan dengan Pengurus Pusat yang kuat.
6.      Meningkatnya citra perawat profesional.

C.Visi dan Misi PPNI
PPNI telah mendefinisikan visi dan misi yang direfleksikan di dalam Rencana Bisnis PPNI (2002-2010).
a.Visi:
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai wadah nasional yang memiliki kekuatan suara komunitas keperawatan dan peduli terhadap pemberian pelayanan/asuhan keperawatan yang bermutu bagi kepentingan masyarakat.
b.Misi:
1.      Menguatkan manajemen dan kepemimpinan PPNI untuk mencapai organisasi yang berwibawa jejaring yang kuat di tingkat kepengurusan Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Komisariat.
2.      Mendukung perawat Indonesia untuk melakukan praktik keperawatan yang aman, kompeten dan professional bagi masyarakat Indonesia.
3.      Menjadi pintu gerbang standar keperawatan regional dan internasional.
D.Keanggotaan PPNI
                PPNI mempunyai 3 jenis keanggotaan yaitu: Anggota Penuh, Anggota Muda, Anggota Kehormatan. Semua kategori perawat dapat menjadi anggota PPNI. Pada tahun 2002, PPNI mempunyai kepengurusan daerah sebanyak 29 pengurus tingkat provinsi, 336 pengurus tingkat kabupaten/kota dan lebih dari 2500 pengurus tingkat komisariat. Menurut hasil laporan sensuses bulan Maret 2002, terdapat 69.938 (27.97%) dari total 250.000 perawat termasuk perawat vocational dari 25 total 28 provinsi adalah anggota PPNI. Sekarang PPNI mempunyai 29 pengurus tingkat provinsi dari 30 provinsi yang ada. Provinsi baru, yaitu Bangka and Belitung dalam dua bulan ke depan akan mempunyai Kepengurusan tngkat provinsi. Dan kemudian, semua struktur PPNI akan meliputi semua daerah yang ada di Indonesia untuk memperkuat jaringan kerja PPNI.


1 komentar: