ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN HIPERTROPI PROSTAT
I.
DATA DEMOGRAFI
A.
Biodata Klien
Nama : Tn ”S”
Umur : 70 tahun
Jenis
Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Yosudarso
Status
Pernikahan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
No. Rm : 08-36-54
Tgl. Masuk : 10-8-2003
Tgl.
Pengkajian : 2- 9-2003
B.
Nama Penanggung Jawab
Nama : Tn “U”
Usia : 35 tahun
Jenis
Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Hub. dalam
keluarga : Anak Kandung
II.
Keluhan Utama
Nyeri pada
area bekas operasi
III.
Riwayat Kesehatan
A.
Riwayat Kesehatan Sekarang
Awalnya penyakit ini timbul sejak + 2 bulan
yang lalu klien mengatakan selalu BAK sedikit-sedikit tapi sering dan klien
mengatakan nyeri pada saat BAK. Namun setelah itu klien tidak dapat miksi
/retensi urine, sehingga keluarganya membawa ke RS Pare-pare dengan tindakan
pemasangan kateter. Namun satu minggu
dirawat di sana
klien dirujuk ke RS. Labuang Baji Makassar dan klien dianjurkan untuk
dioperasi. Setelah operasi klien merasa nyeri utamanya pada area tersebut.
P : Nyeri diraskan berat pada saat klien menggerakkan
kakinya dan nyeri berkurang pada saat tidak/kurang bergerak.
G : Nyeri dirasakan pada saat akan buang air kecil
R : Gejala dirasakan klien pada daerah suprapubis (dibawah pusat)
S : Skala sedang
T : Gejala dirasakan sejak klien sudah dioperasi dan
dirasakan sampai saat ini. Pengkajian tgl. …..
B.
Riwayat Kesehatan masa Lalu
-
Klien tidak pernah dibawa ke RS.
-
Klien tidak pernah mengalami Pembedahan
-
Tidak ada riwayat alergi.
-
Klien tdak pernah mengalami penyakit yang sama.
-
Klien tdak pernah mengalami imunisasi lengkap.
-
Klien tdak pernah mengalami kecelakaan lalu lintas.
C.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Genogram
tiga generasi untuk pasien
G1
G2
G3
G4
Keterangan :
:
Laki-laki
:
Perempuan
: Klien
:
Sudah Meninggal
: Umur tidak diketahui
G1 : Kakek dan Nenek Meninggal
G2 : Ayah dan Ibu klien meninggal karena
lanjut usia
G3 : Saudara dan saudara suami klien
meninggal karena lanjut usia
G4 : Anak klien meninggal karena sakit
·
tidak ada anggota keluarga klien yang menderita
penyakit yang sama.
IV.
Riwayat Psikososial
II. Pola Kognitif :
- Klien tidak mengalami disorientasi waktu tempat dan orang.
- klien dalam keadaan kesadaran baik.
III Pola Koping :
klien selalu cemas dengan kondisi penyakitnya dengan sering bertanya-tanya pada
perawat.
IV. Pola interaksi - Hubungan klien dengan anggota keluarga
baik/harmonis.
-
Selama sakit klien selalu berinteraksi dengan baik terhadap
sesama klien maupun dengan petugas medis.
-
Dukungan dari keluarga baik.
V.
Riwayat Spritual
-
Sebelum sakit klien rajin melaksanakan Ibadah, namun
selama sakit klien sudah tidak melaksanakan ibadah lagi.
-
Keluarga klien banyak memberi suppor kepada klien
agar tabah dalam menghadapi penyakitnya dan menyerahkan sepenuhnya kapada
Tuhan.
VI.
Pemeriksaan Fisik
A.
Keadaan Umum Klien
-
Tidak terdapat tanda-tanda distres
-
Penampilan klien sesuai usianya.
-
Ekspresi wajah nampak murung.
-
Bicara, bahasanya bagus, mood ada keinginan agar
cepat sembuh dari penyakitnya.
B.
Tanda-tanda Vital
TD : 160/100 mmhg
N : 80 x/1
S : 36 C
P : 24 x / I
C.
Sistem Pernapasan
1.
Hidung
Inpeksi : - bentuk simetris kiri dan kanan
-
Tidak terdapat sekret dan tidak ada pembengkakan.
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan
2. Leher
Inpeksi : Tidak terdapat pembesaran
kelenjar tiroid
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
3. Dada
Inpeksi : Bentuk dada simetris kiri
dan kanan
Bunyi napas vasikuler
Frekuensi
dan irama 24 x/ menit dan pernapasan
teratur
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
D.
Sistem Kardiovaskuler
1.
Conguntiva :
anemis, bibir tidak pucat dan tidak pecah-pecah
2.
Ukuran Jantung :
normal, tidak ada pembesaran jantung.
3.
Suara Jantung :
S1 dan S2 murni, murmur dan gallop tidak ada kapilary nefiling time 1 – 3 detik.
E.
Sistem Pencernaan
1.
Sklera :
tidak ada gejala ikterus
Bibir : kering tidak pucat.
2.
Mulut :
Tidak ada gejala somatitis, gigi tinggal empat 2 di atas, 2 di bawah kemampuan menelan baik.
3.
Gasfer :
Tidak kembung, tidak terdapat nyeri tekan
4.
Abdomen : Tidak
ada pembesaran hepar
Tidak ada pembesaran limfe
Auskultasi paristaltik 10 x/ menit.
5.
Anus :
Tidak ada haemoroid.
F.
Sistem Indra
1.
Mata
-
Tidak ada kelainan pada kelopak mata
-
Lapang pandang 18, penglihatan menurun karena faktor
usia.
-
Tidak ada rasa nyeri tekan pada kelopak mata
2. Hidung
-
Bentuk simetris kiri dan kanan
-
Tidak ada sekret dan tidak ada pembengkakan.
-
Tidak ada nyeri tekan pada bagian hidung.
3. Telinga
-
Canalis auditoris ada sekret sedikit.
-
Fungsi pendengaran baik
-
Daun telinga lentur dan utuh.
-
Ada bulu pada
lubang telinga
-
Tidak ada nyeri tekan
G.
Sistem Saraf
a.
Status mental :
baik, klien dapat mengenal keadaan sakitnya
b.
Fungsi Cranial
N1 Olfaktorius ;
penerimaan baik, dapat membedakan jenis bau.
N2 Optikus :
Lapang Pandang 18 penglihatan menurun karena faktor usia.
N3 Okulomotorius :
Ada reaksi
pupil pada saat diberikan rangsangan cahaya.
N4 Trokhlear :
Klien dapat melihat ke kiri dan ke kanan.
N5 Trigaminal :
mata klien langsung mengedip saat disentuh dengan pilihan kapas.
N6 Abducens :
Klien dapat menatap dengan baik kearah mana saja.
N7 Fasial :
Klien dapat mengedentifikasi semua rasa (pengecapan baik).
N8 Auditori :
Fungsi pendengaran baik, klien dapat mendengarkan apa yang ditanyakan.
N9 Glosofaringial :
Klien dapat menelan dengan baik
N10 Vagos : Pergerakan Uvula baik.
N11 Aseson :
Klien dapat menggerakkan bahu dengan baik. Aseson tidak ada kelainan.
N12 Hipogcosal :
klien dapat mengeluarkan lidah denga baik, gerakan lidah mampu kesegala arah.
c.
Fungsi Motorik :
Massa otot
normal, tonus otot normal, ekstermitas superior dan inferior,
simetris kiri dan kanan.
d.
Fungsi Sensor :
Suhu normal
e.
Fungsi Cerebral :
Koordinasi baik
Keseimbangan baik
H.
Sistem Integumen
1. Rambut :
Distribusi merata sesuai dengan tempat tumbuhnya warna putih(uban) sedikit hitam, mudah tercabut
2. Kulit :
Target kulit mengikuti usia (keriput) warna sawomatang
3. Kuku :
panjang warna merah muda.
I.
Sistem Endokrin
-
Tidak terdapat pembesaran pada kelenjar tiroid
-
Suhu tubuh normal
-
Air kencing tidak dikelilingi semut.
J.
Sistem Perkemihan.
-
Klien sudah bisa buang air kecil
-
Odem Palpebra tidak ada.
-
Tidak ada penyakit seksual.
K.
Sistem Reproduksi
Tidak ada
penyakit hubungan seksual.
L.
Sistem Umum
-
tidak ada alergi, terhadap cuaca debu, zat kimia
serta makanan.
-
Klien tidak pernah diimunisasi
M.
Kepala
Inspeksi : Meshocepal
Distribusi rambut merata rambut beruban.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada kulit
kepala
Tidak terdapat benjolan pada kepala.
Jenis
|
Sebelum Sakit
|
Selama sakit
|
Nutrisi
Selera
makan.
Menu
makanan
Frekuensi makan
dalam 24 jam
Makanan yang disukai
Minuman yang disukai
Cairan
Cairan yang dikomsumsi dalam 24 jam
Frekuensi minuman
Eliminasi
BAK
Tempat Pembuangan
Frekuensi
Warna
BAB
Tempat Pembuangan
Frekuensi
Konsentrasi
Olahraga
Perasaan
Istirahat dan Tidur
Jam tidur Siang
Jam Tidur malam
Personal Hygine
a.
Mandi
- Cara
-
Frekuensi
b.
Keramas rambut
c.
Gunting kuku
d.
Gosok Gigi
Rekreasi
Ganti Pakaian
Imobilisasi
|
Baik menghasilkan porsi yang
disediakan
Nasi, sayur, lauk pauk.
3 x sehari
Tidak ada yang khas
Tidak ada
Air Putih/kopi
5 –6 gelas
Toilet
1-2 x / hari
kekuning-kuningan
WC
1-2 x / hari
Setengah padat
Jalan pagi + ½ jam
Segar
+
1 jam ( 14.00 – 15. 00)
+
6 jam (23.00 - 05.00)
2 x sehari
mandi
sendiri di kmr
3 x
seminggu
1 x
seminggu
2 x
sehari
Tidak
pernah
2 x sehari
Hiperaktif
|
baik
klien dapat mengahbiskan porsi yang disiapkan RS.
Sesuai
diet anjuran
Tidak
teratur tapi sering
Tidak ada
Tidak ada
Air
putih/Susu
4 – 5
gelas / hari
Toilet
2 – 3 x
sehari
Kekuning-kuningan
WC
Tidak
Teratur
Encer
Jalan-jalan
diluar bangsal kamase II
Segar
+ 3 jam (tiadak teratur)
+ 6 jam (tiadak teratur)
1 x
sehari
mandi
sendiri
1 x
seminggu
Tidak
pernah
1 x
sehari
Tidak
Pernah
1 x
sehari
Terbatas/berkurang
|
Dragnostik Test
Laboratorium
tanggal 11 – 8 – 2003
-
SGOT 29 U/L N
0-38/L
-
SGPT 15 U/L N
0- 41/L
-
Urium 35,9 mg/100 mol N
10- 50
-
Kreatinin 0,95 mg/100 mol N 0,0 – 1,1
-
Glukosa sewaktu 100 mg/100 mol N Sp 160
-
Hgb 12,9 g/dl
Tanggal 22
– 8 – 2003
Hb 11,0 gr
% LK 13-16 gr % Pr 12-14 %
Teraphy
-
Coroflox 500
mg 2x1
-
Ampicilin 3x1
-
Loxonin 3x1
Klasifikasi Data
Data
Subjektif
-
klien mengeluh nyeri pada saat BAK
-
Klien mengeluh sakitnya lama sembuh, dengan selalu
menanyakan kepada perawat tentang penyakitnya.
-
Klien mengatakan nyeri pada bekas operasi.
Data
Objektif
-
klien nampak meringis
-
Klien tampak gelisah
-
Bila nyeri mulai timbul bibir klien nampak kering.
-
Klien tampak termenung sendiri
-
Keluarga klien nampak cemas dengan kondisi klien.
Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan Masalah
No
|
N D X
|
Tgl. Ditemukan
|
Tgl. Teratasi
|
1.
2.
|
Nyeri b/d terputusnya kontinitas
jaringan.
Ansietas b/d perubahan status kesehatan.
|
2 – 9 – 2003
2 – 9 – 2003
|
5 – 9 – 2003
6 – 9 – 2003
|
Analisa
Data
N0.
|
Data
|
Etrologi
|
Masalah
|
||||||||||||
1.
2.
|
DS
- klien
mengeluh nyeri pada saat
BAK.
- Klien mengatakan nyeri pada bekas operasi.
Do
- Klien nampak meringis
- Bila nyeri muali timbul bibir klien nampak kering.
Ds
Klien mengeluh sakitnya lama sembuh dengan selalu menanyakan kepada
perawat tentang penyakitnya.
Do
klien tampak gelisah
klien tampak termenung sendiri
keluarga klien nampak cemas dengan kondisi klien.
|
Refensi Urine
Distensi Kandung Kemih
Penekanan
Pada Ujung
Saraf perifer
Dipersepsikan
dikortekx
Cerebri
NYERI
Nyeri
Perubahan
Status Kesehatan
Stressor
bagi klien dan keluarganya
Kurang
Pengetahuan Dan Informasi Tentang Penyakit yang Dialami
Koping
Individu Tidak Efektif
ANSIETAS
|
Nyeri
Ansietas
|
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
(CP 3)
Nama : Tn
“S” Tgl.
Masuk : 10 –8-2003
Umur :
70 tahun Tgl.
Pengkajian : 2 –9 –2003
No. Rm : 08
– 36 – 54 DX
Medik : BPH
NDX
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
2.
|
Nyeri berkurang/teratasi
dengan kriteria :
- Melaporkan nyeri hilang/
terkontrol
- Klien nampak rileks
- Mampu tidur istirahat
dengan baik.
Ansietas berkurang/ hilang
dengan krietria :
- Klien tenang
- Ekspresi wajah cena
- Klien mau menerima
penyakitnya
|
1. Kaji Tingkat Nyeri
2. Hindari Aktifitas Yang Dapat Mencatuskan Atau Memperburuk Nyeri.
3. Ajarkan Klien Teknik Relaksasi (Napas Dalam)
4. Pertahankan Tira Baring
5. Kolaborasi : Narkotik, Efedrin
1. Berikan Informasi Kepada Klien Dan Keluarganya
Tentang Proses Penyakitnya.
2. Anjurkan Kepada Klien Untuk Selalu Mendekatkan Diri
Kepada Tuhan.
3. Tunjukan Sikap Simpati Pada Klien Dan Keluarganya.
4. Kaji reaksi psikologis klien terhadap diagnosis dan
bagaimana klien mengatasi stres yang dialaminya pada masa lalu.
5. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan
masalahnya.
|
Memberi informasi dalam keefektifan interverensi
Terbentur di tempat tidur adalah salah satu contoh
tindakan yang dapat memperkuat nyeri klien
Meningkatkan relaksasi menfokuskan kembali perhatian dan
dapat meningkatkan kemampuan koping.
Tira baring mungkin diperlukan pada awal retensi akut,
namun ambulasi dini dapat memperbaiki pola kemih.
Menghilangkan nyeri berat memberikan relaksasi fisik dan
mental
- Membantu klien dan keluarganya untuk memahami tenteng
proses penyakitnya.
- Dengan pendekatan kepada Tuhan dan taat beribadah maka
klien bisa tenang.
Sikap simpati merupakan suatu dukungan moril dan klien
akan merasa bahwa Ia tidak sendiri.
Informasi ini merupakan
petunjuk dalam menentukan tindakan yang sesuai untuk dengan memudahkan
koping.
Mendefinisikan masalah, memberikan kesempatan menjawab
pertanyaan, memperjelas kesalahan konsep dan solusi pemecahan masalah
|
IMPLEMENTASI
CATATAN PERKEMBANGAN
(CP 4)
NDX
|
TGL.
|
JAM
|
IMPLEMENTASI
|
PARAF
|
1.
2.
1.
2.
1.
1.
2.
|
3-9-03
4-9-03
5-9-03
6-9-03
|
09.00
10.30
11.00
09.00
09.30
09.40
10.00
10.30
21.30
22.00
22.15
22.30
21.00
21.30
21.35
|
Mengkaji tingakat nyeri
Menganjurkan kepada klien untuk menghindari aktivitas
yang dapat mencatuskan atau memperburuk rasa nyeri
Memberikan informasi kepada klien dan keluarganya
tentang proses penyakitnya
Mengkaji tingakat nyeri
Menganjurkan kepada klien teknik relaksasi (napas dalam)
Menganjurkan kepada klien agar selalu baring.
Memberikan informasi kepada klien dan keluarganya
tentang proses penyakitnya.
Menganjurkan klien agar selalu mendekatkan diri kepada
Tuhan
Mengkaji tingkat nyeri klien
Menganjurkan kepada klien agar mempertahankan posisi
tira baring
Menganjurkan kepada klien agar minum air + 2500 ml/hari agar aliran urinnya
menjadi lancar.
Mengajarkan klien teknik relaksasi (napas dalam).
Menunjukkan sikap empati pada klien dan keluarganya.
Mengkaji tingkat nyeri klien
Mengajarkan klien teknik relaksasi (napas dalam).
Mengakaji reaksi psikologis klien terhadap diagnosis dan
bagaimana cara klien mengatasi stres yang dialami masa lalu.
Memberikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan
perasaannya.
|
|
EVALUASI DAN CATATAN
PERKEMBANGAN
(CP 5)
No
|
Tgl.
|
NDX
|
Jam
|
Evaluasi
|
Paraf
|
1.
2.
3.
4
|
3-9-03
4-9-03
5-9-03
6-9-03
|
1
2
1
2
1
2
|
12.00
12.30
11.00
11.30
06.30
06.15
06.15
|
S. Klien
mengatakan nyeri pada area supra pubis (Bekas Operasi)
O. Wajah
klien nampak meringis
A.
Masalah belum teratasi
P. Lanjut
intervensi 1 - 5
S. Klien
menyatakan pada perawat tentang penyakitnya.
O.Klien
nampak murung.
A.
Masalah belum teratasi
P. Lanjut
intervensi 1 - 6
S. Klien
mengatakan nyerinya sudah mulai hilang.
O. Wajah
klien nampak tenang
A.
Masalah belum teratasi
P. Ulangi
kembali intervensi 1 - 5
S. Klien
masih mengatakan tentang penyakitnya.
O. Wajah
klien nampak tenang.
A.
Masalah belum teratasi
P. Ulangi
kembali intervensi 1 – 6
S. Klien
mengatakan nyeri sudah hilang
O. Wajah
klien nampak tenang
A.
Masalah teratasi
P.
Pertahankan
S. Klien
masih menceritakan tentang penyakitnya.
O. Wajah
klien nampak rileks
A.
Masalah teratasi sebagian.
P.
Pertahankan intervensi
S. Klien
mengatakan ia akan pulang hari senin.
O. Wajah
klien nampak gembira/senang
A.
Masalah teratasi
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar