Rabu, 05 Desember 2012

PATOFISIOLOGI SINUS SITIS


PATOFISIOLOGI SINUS SITIS
Sinus dilapisi oleh sel epitel respiratorius. Lapisan mukosa yang melapisi sinus dapat dibagi menjadi 2 yaitu : lapisan viscous superficial dan lapisan serous profunda. Cairan mukus dilepaskan oleh sel epitel untuk membunuh bakteri. Cairan mukus secara alami menuju ke ostium untuk dikeluarkan jika jumlahnya berlebihan.(3,6,7)
Faktor yang paling penting yang mempengaruhi patogenesis terjadinya sinusitis yaitu apakah terjadi obstruksi dari ostium. Jika terjadi obstruksi ostium sinus akan menyebabkan terjadinya hipooksigenasi, yang menyebabkan fungsi silia berkurang dan epitel sel mensekresikan cairan mukus dengan kualitas yang kurang baik. Disfungsi silia ini akan menyebabkan retensi mukus yang kurang baik pada sinus.(3,6,7)
Beberapa faktor lain yang menyebabkan terjadinya disfungsi silia adalah udara dingin yang dapat menghalangi perkembangan epitel siliaris,sehingga menyebabkan gangguan pergerakan silia dan akhirnya menyebabkan retensi cairan mukosa. Udara kering dapat mengeringkan lapisan mukosa sinus, yang dapat menyebabkan berkurangnya sekresi. Jika terdapat suatu massa di saluran pernafasan dan sinus, seperti polip, benda asing, tumor, dan pembengkakan mukosa oleh karena rhinitis, dapat menghalangi ostium dan menyebabkan tertahannya sekresi dan kemudian menimbulkan retensi mukus yang berujung pada timbulnya infeksi.(3,6,7)
Sinusitis kronik merupakan peradangan pada sinus paranasalis menetap hingga 12 minggu. Proses peradangan yang menetap tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal berikut : (9,11)
  1. Infeksi persisten
  2. Alergi dan gangguan sistem imun
  3. Faktor intrinsik dan saluran nafas atas (misalnya deformitas)
  4. Kolonisasi dari fungsi yang merangsang inflamasi oleh eosinofil
  5. Gangguan metabolik
Sinusitis dapat diklasifikasikan dalam 2 cara yaitu berdasarkan waktu terjadinya (akut, subakut, kronik) dan jenis atau tipe inflamasinya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar