PATOFISIOLOGI SINUS SITIS
Sinus dilapisi oleh sel epitel
respiratorius. Lapisan mukosa yang melapisi sinus dapat dibagi
menjadi 2 yaitu : lapisan viscous superficial dan lapisan serous profunda.
Cairan mukus dilepaskan oleh sel epitel untuk membunuh bakteri. Cairan mukus
secara alami menuju ke ostium untuk dikeluarkan jika jumlahnya berlebihan.(3,6,7)
Faktor yang paling penting yang mempengaruhi patogenesis
terjadinya sinusitis yaitu apakah terjadi obstruksi dari ostium.
Jika terjadi obstruksi ostium sinus akan menyebabkan terjadinya
hipooksigenasi, yang menyebabkan fungsi silia berkurang dan epitel sel
mensekresikan cairan mukus dengan kualitas yang kurang baik. Disfungsi silia
ini akan menyebabkan retensi mukus yang kurang baik pada sinus.(3,6,7)
Beberapa faktor lain yang menyebabkan terjadinya disfungsi
silia adalah udara dingin yang dapat menghalangi perkembangan epitel
siliaris,sehingga menyebabkan gangguan pergerakan silia dan akhirnya
menyebabkan retensi cairan mukosa. Udara kering dapat mengeringkan lapisan
mukosa sinus, yang dapat menyebabkan berkurangnya sekresi. Jika
terdapat suatu massa di saluran pernafasan dan sinus, seperti
polip, benda asing, tumor, dan pembengkakan mukosa oleh karena rhinitis, dapat
menghalangi ostium dan menyebabkan tertahannya sekresi dan kemudian menimbulkan
retensi mukus yang berujung pada timbulnya infeksi.(3,6,7)
Sinusitis kronik merupakan peradangan pada sinus
paranasalis menetap hingga 12 minggu. Proses peradangan yang menetap
tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal berikut : (9,11)
- Infeksi persisten
- Alergi dan gangguan sistem imun
- Faktor intrinsik dan saluran
nafas atas (misalnya deformitas)
- Kolonisasi dari fungsi yang
merangsang inflamasi oleh eosinofil
- Gangguan metabolik
Sinusitis dapat diklasifikasikan dalam 2 cara
yaitu berdasarkan waktu terjadinya (akut, subakut, kronik) dan jenis atau tipe
inflamasinya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar