Sabtu, 08 Desember 2012

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN ASMA


ASUHAN  KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN ASMA


PENGERTIAN :
Ø Asma merupakan  penyakit dengan karakteristik meningkatnya reaksi trakhea dan bronchus oleh berbagai macam pencetus  disertai dengan timbulnya penyempitan saluran napas.

ETIOLOGI :
Ø Penyebab Asma belum jelas. Diduga yang memegang peranan utama adalah reaksi berlebihan dari trachea dan bronchus ( hyperaktifitas bronchus) karena adanya hambatan sebagian sistem adrenergik, kurangnya enzim adeniksiklase dan meningginya tonus  parasimpatik, sehingga terjadi spasme bronchus. Banyak faktor yang turut menentukan derajat reaktivitas atau iritabilitas antara lain : faktor genetik, biokimia, saraf otonom, imunologis, infeksi,endokrin, psikologis dan lingkungan. Oleh sebab itu asma disebut penyakit multifaktorial.

STADIUM ASMA :

STADIUM  I
Waktu terjadinya edema dinding bronkus,batuk paroksismal karena iritasi dan batuk kering.Sputum yang kental dan mengumpul merupakan benda asing yang merangsang batuk.

 

STADIUM  II

Sekresi bronkus bertambah banyak dan batuk dengan dahak yang jernih dan berbusa.Pada stadium ini anak akan mulai merasa sesak napas berusaha bernafas lebih dalam.Ekspirium memanjang dan terdengar bunyi mengi.Tampak otot nafas tambahan turut bekerja.Terdapat restraksi suprasternal,epigastrium dan mungkin juga sela iga.Anak lebih senang duduk dan membungkuk,tangan menekan pada tepi tempat tidur atau kursi.Anak tampak gelisah dan pucat ,sianosis sekitar mulut.Toraks membungkuk ke depan dan lebih bulat serta bergerak lambat pada pernafasan.Pada anak yang lebih kecil,cenderung terjadi pernafasan abdominal,restraksi suprasternal dan interkostal.

STADIUM  III
Obstruksi atau spasme bronkus lebih berat,aliran udara sangat sedikit sehingga suara nafas hampir tidak terdengar.
Stadium ini sangat berbahaya  karena sering disangka ada perbaikan .Juga batuk seperti ditekan.Pernafasan dangkal,tidak teratur dan frekuensi nafas yang mendadak meninggi.

ASUHAN KEPERAWATAN :

Ø PENGKAJIAN :
-         Pernapasan
= Napas pendek
=  Adanya whezing
=  Adanya retraksi
=   Thacipnea
=   Batuk kering
=   Ronchi
-         Cardiovaskuler
=    Tachicardi
-         Neurologisnya
=    Kelelahan
=    Ansietas
=    Sulit tidur
-         Muskuloskletal
=    Intolelance aktivitas
-         Integumen
=    Cianosis
=    Pucat
-         Psikososial
=    Tidak kooperatif selama perawatan

Ø DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI:
1.    Gangguan pertukaran gas b/d konstriksi bronchu
-         Kriteria Evaluasi:
Anak akan menunjukkan perbaikan pertukaran gas ditandai dengan : Tidak adanya wheezing dan retraksi, batuk menurun,warna kulit kemerahan, cappilary refill time 3-5 detik, keletihan berkurang.


INTERVENSI

1.         Dorongan anak untuk latihan batukdan teknik nafas dalam setiap 2 jam, istruksikan untuk mengambil 3-4 kali napas dalam, kemudian batukkan dalam posisi duduk.
R/ : Batuk membantu membersihkan mukus dari paru dan nafpas dalam memperbaiki oksigenasi. Posisi duduk dapat memudahkan untuk batuk.

2. Suction   jika perlu.
R/ Membantu mengeluarkan sekret mengeluarkan sekretyang tidak dapat dikeluarkan oleh anak sendiri.

2.    Lakukan pisioterafi
R/ Membantu pengeluaran sekresi,meningkatkan espansi paru.

3.    Kaji RR, auskultasi bunyi napas.
R/ Sebagai sumber data adanya perubahan sebelum dan sesudah perawatan diberikan

4.    Beri posisi high fowler atau fowlwr
R/ Mengembangkan ekspansi paru
5.    Beikan bronchodilatator: Albuteral dan steroid
R/ Otot pernapasan jadi relax dan steroid mengurangi inflamasi
6.    Siapkan O2 kalau perlu
R/ Memperbaiki oksigen dan mengurangi sekresi
7.    Monitor peningkatan pengeluaran sputum
R/ Sebagai indikasi adanya kegagalan pada paru
8.    Jauhkan anak dari bahan sumber alergen
R/ Dapat menyebabkan timbulnya serangan


 



II. Kelelahan B/d  Hipoxia


     Kriteria Evaluasi : Anak akan menunjukkan penurunan kelelahan ditandai dengan penurunan agitasi, tdk ada gangguan tidur tidak ada tanda-tanda distrees pernapasan,peningkatan kemampuan dalam beraktivitas.
    
     INTERVENSI
1.    Kaji tanda-tanda hypo hypoxia/hypercapnia            :kelelahan,agitasi,glanosis,peningkatan HR,peningkatan RR.
R/ Deteksi dini untuk mencegah hypoxia/hypercapnia mencegah  keletihan lebih lanjut

2.    Baringkan anak dalam posisi supinasi dengan kepala 45o .
R/ Meningkatkan kemampuan ekspansi paru, meperbaiki oksigenasi , menurunkan kelelahan.
3.    Berikan waktu istirahat dan lingkungan yang tenang.
R/ Meningkatkan aktivitas klien , meningkatkan perbaikan pernapasan,menurunkan keletihan.

III. Perubahan status Nutrisi (kurang dari kebutuhan ) b/d       
      Distress GI
-         Kriteria Evaluasi : Anak akan menunjukkan penurunan distress GI ditandai dengan ; Penurunan neusea dan Vomiting, adanya perbaikan nutrisi/intake.
    
     INTERVENSI :
1.    Sajikan porsi makan kecil tapi sering 5-6 kali sehari dengan makanan yang disukainya.
R/ Makanan kecil tapi sering menyediakan energi yang dibutuhkan, lambung tidak terlalu penuh, sehingga memberikan kesempatan untuk penyerapan makanan. Makanan yang disukai mendorong anak untuk makan dan meningkatkan intake.



2.    Sajikan makanan halus,rendah lemak, gunakan warna.
R/ Makanan  berbumbu dan tidak lemak dapat meningkatkan distess pada GI sehingga sulit untuk dicerna.
 
3.    Hindari makanan yang dapat menyebabkan alergi.
R/ Dapat menimbulkan serangan akut pada anak yang sensitif.

IV. Resiko kekurangan cairan tubuh b/d hilangnya cairan     
       Melalui saluran pernapasan.
-         Kriteria Evaluasi: Anak dapat mempertahankan hidrasi yang adekuat ditandai dengan turgor kulit baik, output  1-2 ml/kg/jam.

      INTERVENSI.
1.    Kaji turgor kulit, monitor urine out putsetiap 4 jam
R/ Untuk mengetahui tingkat hidrasi dan kebutuhan cairannya.
2.    Dorong anak untuk minum 3-8 gelas (240 ml) gelas/hari, tergantung pada usia anak.
R/ Anak membutuhkan cairan yan cukup untuk mempertahankan hidrasi dan keseimbanagn asam bas untuk mencehah shock.

V. Tidak mau bekerja sama b/d kehilangan kontrol diri
-         Kriteria evaluasi : Anak akan kerja sama selama perawatan ditandai dengan anak mau minum obatnya dengan baik , berpartisipasi dalam perawatan rutin.
     
     INTERVENSI :
1.            Sebagai pendekatan , libatkan anak dalam pengambilan keputusan mengenai perwatan rutin seperti : waktu dilakukannya fisioterafi dada dan saat makan.
R/. Meningkatkan perasaan sehingga anak mau bekerja sama selama perawatan.




2.            Jelaskan pada anak tentang semua prosedur : pem.Lab,fisioterafi dada dan alasan pentingnya ia mengikuti program pengobatan.
R/ Menurunkan rasa takut dan kehilangan kontrol akan dirinya.

 VI. Kurang pengetahuan b/d perawatan rumah (home         
        Care)
-         Kriteria Evaluasi:Anak dan orang tua akan menunjukkan/memahami tentang instruksi perawatan rumah.
        INTERVENSI :
1.    Jelaskan fisiologi dari penyakit kpd anak dan orang tua.
R/ Dapat mendorong anak dan orang tua untuk bekerja sama selama proses pengobatan.
2.    Berdasarkan riwayat kesehatan anak , jelaskan tentang faktor-faktor yang dapat menimbulkan serangan : allergen,infeksi,latihan, perubahan cuaca dan stess.
R/ Menurunkan serangan yang akan datang.
3.    Jelaskan pada anak dan org tua tanda dan gejala dari infeksi saluran pernapasan , termasuk demam,distess pernapasan,wheezing, tachipnea.
R/ Deteksi dini dan perawatan pada infeksi saluran pernapasan dapat mencegah/ mengurangi distress yang berhubungan dengan serangan asma.
4.    Jelaskan pada anak dan orang tua tentang pentingnya minum obat/serta efek samping abat tersebut.
R/ Beberapa obat dapat menyebabkan fluktuasi TD, dan dapat mengontrol serangan asma.
       

PATOFISIOLOGI ASMA TERHADAP PENYIMAPANGAN KDM
     

                                        - Allergen
-         Infeksi
-          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar