PATOFISIOLOGI HIPERTROPI
VENTRIKEL
Jantung mengalami hipertrofi dalam usaha kompensasi akibat
beban tekanan ( pressure over”load)
atau beban volume (volume overload ) yang mengakibatkan peningkatan tegangan
dinding otot jantung. Pada awal LVH terjadi gangguan fungsi diastolic ventrikel
kiri yang ditandai dengan penurunan kecepatan pengisian ventrikel kiri karena
kekakuan otot ventrikel. Menurut studi Framingham, LVH merupakan factor resiko
independent terhadap peningkatan morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler
melalui proses : infark miokard, payah jantung kongestif, aritmia dan kematian
jantung mendadak. . Penelitian Framingham ini juga menunjukan bahwa terjadinya
LVH pada hipertensi bersifat parallel dengan peningkatan tekanan darah.
Ekokardiografi merupakan baku emas ( gold standard) dalam emnentukan diagnosa
LVH, dengan alat ini dapat mendeteksi LVH decara dini, dapat menilai kelainan
anatomic dan fungsional jantung pada hipertensi Definisi hipertensi. Menurut
WHO-ISH pada tahun 1999 hipertensi adalah tekanan darah sistolik = 140 mmHg dan
tekanan darah diastolic = 90 mmHg pada orang yang tidak memakai obat-obat anti
hipertensi.
PATOFISIOLOGI LVH PADA HIPERTENSI : Jantung yang mendapatkan
tambahan beban hemodinamik akan mengalami kompensasi melalui proses : mekanisme
kompensasi Frank Starling, meningkatkan massa otot jantung dan aktifasi
mekanisme neurohormonal baik system simpatis ataupun melalui hormone rennin
angiostensin. Perubahan otot jantung pada LVH : Pada awal hipertropi belum
tampak dengan pemeriksaan radiology, tetapi pada EKG sudah terlihat peningkatan
voltase pada setiap sandapan. Berat otot jantung padda awalnya relatif tidak
bertambah ( normal 0,6 – 0,65% dari berat badan) atau ± 350 – 375 g pada wanita
dan 375 – 400 g pada pria. (27,34,35) Hipertropi yang telah melewati massa
kritis (berat otot jantung > 500g) ditandai dengan penebalan dinding
ventrikel ( lebih dari 1,2 cm). Peningkatan massa otot ini lebih banyak berupa
hipertropi disbanding hyperplasia sehingga mengurangi kapasitas aliran koroner
karena kurangnya densitas pembuluh koroner. Secara mikroskopis diameter serat
miokard menebal > 20 mm (normal 5 – 12 mm) karena peningkatan sarcoplasma
dan myofibril. Sering terdapat perobahan degeneratif seperti vacoulisasi dari
serat fibril. Secara ultrastruktur terlihat peningkatan jumlah mitokondria,
akumulasi glikogen, peningkatan apparatus golgi dan jumlah myofibril. Komplikasi
Hipertropi ventrikel kiri Aritmia. Hipertensi dengan LVH akan meningkatkan
resiko atrial atau ventrikel aritmia. Hal ini terjadi karena inhomogenitas dari
otot jantung dalam menghantarkan impuls atau aliran listrik otot jantung dimana
fibrosis atau infiltrasi serat kolagen akan mempengaruhi pengaturan kontraksi
otot jantung. Proses reentry yang mendasari proses aritmia menyebabkan kenaikan
mortalitas dan menimbulkan 40 – 50 X kejadian ventrikel extra sistol pada
hipertensi dengan LVH disbanding dengan tanpa LVH. Infark Miokard. Konsekuensi
dari peningkatan tekanan dinding pada LVH menimbulkan peningkatan kebutuhan
oksigen sementara cadangan aliran koroner terbatas atau tidak dapat mengimbangi
kebutuhan tersebut, sehingga dengan sedikit peningkatan beban kerja otot
jantung akan kekurangan oksigen (iskemik) atau nekrosis (infark miokard).
Dengan demikian otot jantung sangat rentan dengan iskemik, walaupun dengan
angiografi masih terdapat gambaran arteri koroner yang normal. Penambahan massa
miokard membutuhkan pertambahan perfusi jaringan dan pertambahan jumlah
pembuluh darah koroner untuk bisa berkontraksi dengan baik. Cadangan aliran
darah koroner yang tidak mencukupi tergambar dari penurunan kepadatan pembuluh
arteri koroner persatuan miokard, peningkatan rasio antara dinding dengan lumen
arteri, penurunan kapasitas vasodilatasi koroner dan peningkatan tahanana
mikrovaskuler koroner. Payah Jantung Apakah hipertensi dengan LVH menyebabkan
payah jantung karena perobahan struktur, abnormalitas biokimia, perobahan
mekanisme regulator atau iskemik belum jelas. Hipertensi paa awalnya
menimbulkan gangguan fungsi diastolic dan peningkatan tekanan arterial yang
persisten, kemudian diikuti oleh gangguan sistolik. Penurunan kekuatan
kontraksi pada jantung LVH dapat disebabkan peregangan yang tidak serentak atau
tidak homogen dari dinding ventrikel. Diagnosa Hipertropi ventrikel kiri ( LVH)
: setiap penderita hipertensi sebaiknya tiap tahun terutama utnuk mendeteksi
LVH karena kalau sudah terdapat LVH berarti pederita sudah mengalami perjalanan
hipertensi yang lama baik ringan ataupun berat. Hal ini penting diketahui
karena dengan hipertensi ringan pun masih terdapat kemungkinan munculnya LVH.
Faktor lain yang mempengaruhi terjadinya LVH selain dari hipertensi adalah
peningkatan volume pre load, obesitas, arteriosclerosis koroner, diet tinggi
garam, alkoholisme, resistensi insulin, peningkatan kadar angiostensin II serta
norepinefrin dan faktor yang tidak dapat dikoreksi seperti kelamin laki-laki,
usia lanjut dan kulit hitam, sehingga faktor ini perlu lebih diwaspadai. dengan
endokardiografi beberapa penelitian melaporkan bahwa 40 – 50% hipertensi ringan
mempunyai massa ventrikel kiri diatas batas normal. Prevalensi LVH pada
hipertensi dengan pemeriksaan EKG hanya ditemukan 15-20% sedangkan dengan
pemeriksaan ekokardiografi didapatkan 60% LVH Dalam tahun terakhir ini usaha
untuk mendeteksi LVH lebih pro aktif dilaksanakan, mengingat besarnya resiko
LVH terhadap gagal jantung. Barubaru ini dikemukakan bahwa dispersi QT
(perbedaan terbesar dari interval QT pada setiap sandapan) sebagai parameter
tambahan untuk meningkatkan sensitifitas EKG dalam mendeteksi LVH, dimana
dengan peningkatan dispersi QT ini dapat membantu criteria voltase yang sudah
ada. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengantisipasi meningkatnya angka kematian
karena gagal jantung akibat hipertensi,s ebab angka kematian yang disebabkan
stroke sudah menurun dari 60% menjadi 53%. Dengan memanfaatkan pengukuran
dispersi QT pada EKG dapat membantu untuk meningkatkan sensitifitas terhadap
adanya LVH pada penderita hipertensi, sebelum didapatkan pemeriksaan
ekokardiografi. Karena ketersediaan alat pemeriksaan ekokardiografi sangat
terbatas dan memerlukan biaya mahal sehingga menjadi masalah daerah seperti di
Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar